contoh-contoh masalah belajar internal dan eksternal
pada pelajar ?
A. Faktor
internal adalah masalah yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti
:
·
Kesehatan
·
Faktor kemampuan intelektual
·
Rasa aman
·
Faktor afektif seperti perasaan dan
percaya diri.
·
Motivasi
·
Kematangan untuk belajar
·
Usia
·
Jenis kelamin
·
Latar belakang masalah
·
Kebiasaan belajar
·
Kemampuan mengingat, dan
·
Kemampuan pengindraan :
melihat,mendengar,atau merasakan
Contoh masalah belajar internal pada pelajar yaitu :
1. Masalah : kemampuan
indra untuk menangkap rangsangan.
Penyebab
:
seorang siswa yang awalnya mempunyai prestasi yang bagus dan merupakan juara
kelas, tetapi akhir-akhir ini prestasinya sangat menurun. Peringkat yang
awalnya rangking 5 drastis turun menjadi 20 besar di kelas. Hal ini membuat
siswa tersebut menjadi drop dan malas belajar. Serta tertekan batin dan membuat
rasa percaya dirinya menurun. Hasil
ulangannya selalu buruk jika soal-soal
ulangan ditulis di papan tulis. Namun ketika ujian sumatif, hasil
ualangan siswa ini tidak begitu buruk. Ia mampu menjawab soalnya. Karena
soal-soal ulangan dicetak dan dibagikan langsung dengan siswa-siswa. Lalu seorang guru menyimpulkan masalah yang
dihadapi siswa tersebut dari kasus yang dialaminya, yaitu kemampuan indra untuk
menangkap rangsangan. Siswa tersebut tampaknya mengalami kesulitan dengan
penglihatan. Hal ini terbukti dari perbedaan nilai yang didapati siswa tersebut
yaitu soal yang ditulis dipapan tulis dengan soal ujian yang dibagikan k semua
siswa. Dengan pemahaman diatas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah
belajar internal dapat bersifat biologis dan psikologis. Masalah yang bersifat
biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat kejasmanian, seperti
kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya.
Sementara hal yang bersifat
psikologis adalah masalah yang bersifat
perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan
psikis.
Solusi
:
seorang guru patut memberitahukan
permasalahan siswa terhadap orang tua. Agar orang tua dapat membantu siswa
tersebut, contohnya dapat memeriksakan kesehatan mata siswa ke rumah sakit,
atau dapat membuat vitamin / obat alami yang dapat menyembuhi mata dan dapat
memenuhi nutrisi / vitamin siswa.
Sedangkan peran guru yaitu tidak
membiarkan siswa itu duduk dibelakang maka siswa itu diharuskan duduk didepan
atau duduk tidak jauh dari papan tulis. Agar ia dapat mengikuti proses belajar
dan mengajar seperti siswa-siswa yang lain. Jika dalam proses pelaksanaan ujian
guru dapat memberikan soal secara langsung kepada masing-masing siswa. Agar
ujian lebih efektif. Dan tidak lupa seorang guru memberi motivasi lebih
terhadap siswa itu tentang peringkat yang didapatnya. Guna untuk membangkitkan
semangatnya dan agar tidak timbul sifat malas dalam dirinya serta memberikan
perhatian yang lebih terhadap siswa itu.
2. Masalah :
siswa yang mengalami gangguan dengan ingatannya atau siswa yang sering lupa
dengan materi-materi pelajaran.
Penyebab
: malas, terlampau banyak bermain, dan kurangnya perhatian.
Solusi
: seorang guru harus dapat membuat kontrak belajar
kepada siswa. Agar adanya persetujuan kedua belah pihak. Maka akan lebih sulit
untuk siswa melanggarnya. Misalnya, mengadakan kuis setiap awal pembelajaran
dan akhir pembelajaran. Kontrak ini berguna untuk membuat siswa lebih aktif
belajar dan bersemangat dalam memperoleh nilai. Jadi ketika materi pembelajaran
sudah habis dan keesokan paginya harus diadakan kuis untuk mengetahui seberapa
paham siswa tersebut dalam materi ini dan seberapa berhasilnya guru tersebut dalam
mengajar siswa. Sedangkan jika siswa yang tidak mampu menjawab kuis itu akan di
berikan sanksi.
Dengan demikian, siswa akan terus
menerus belajar. Sehingga dapat melatih daya ingatan dan pikiran siswa. Bahkan
siswa akan terbiasa untuk belajar dan melakukan kegiatan itu.dan efeknya akan
terlihat pada ujian nantik. Karna siswa hanya mengulang sedikit saja.
B. Faktor eksternal adalah masalah-masalah yang timbul
dari luar diri siswa sendiri atau faktor – factor eksternal yang menyebabkan
ketidak beresan siswa dalam belajar. Factor yang datang dari luar diri siswa
yaitu :
·
Kebersihan rumah
·
Udara yang panas
·
Ruang belajar yang tidak memadai
·
Alat – alat pelajaran yang tidak memadai
·
Lingkungan sosial maupun lingkungan
alamiah, dan
·
Kualitas proses belajar mengajar.
Contoh masalah belajar eksternal pada pelajar, yaitu
:
1. Masalah :
siswa yang mempunyai rasa takut
Penyebab
:
seorang siswa kelas III SD belum dapat membaca dengan lancar. Setiap pelajaran
membaca, ia menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh
teman –temannya. Akibatnya siswa itu selalu ketinggalan dari temannya.
Sementara dirumah, siswa itu selalu dimarahi karena didalam membaca ia
dikalahkan oleh adiknya yang berusia dibawahnya satu tahun. Pada kasus ini
lebih menekankan pada pengaruh lingkungan.
Ketinggalan siswa ini disebabkan karena “rasa takut” dan tertekan yang
ditimbulkan oleh sikap lingkungan yang tidak mendorong siswa untuk belajar.
Solusi
:
anak yang masih dalam proses belajar masih memiliki emosional yang labil. Ia
masih membutuhkan dorongan dari banyak pihak. Maka seorang pendidik seharusnya
lebih memberi motivasi kepada sianak untuk terus menerus belajar. Dapat
memberikan kelas khusus kepada siswa itu. Agar ia lebih pandai dalam membaca,
dan ia akan lebih leluasa membuka mulut dan lebih bebas dalam bertanya kepada
gurunya. Jadi, ketika siswa tersebut sudah pandai dan lancar dalam membaca.
Maka suruhlah dia untuk membaca didalam kelas. Guna untuk membangkitkan
semangat dan percaya dirinya kembali didepan teman- temannya karena jika tidak
demikian maka siswa akan terus – menerus tejebak dalam rasa takut sehingga ia
akan lebih tertinggal dari teman- temannya yang lain.
Sedangkan tugas seorang ibu/ ayah
dan keluarga bukanlah memarahinya, karna itu akan membuat ia lebih tersuduti.
Sifat, daya tangkap, dan daya pikir d dalam keluarga berbeda beda. IQ semua
anak didalam keluarga juga berbeda- beda. Maka ayah / ibu haruslah membantu anak
dalam meningkatkan kemauannya untuk belajar.
Misalnya, memberikan motivasi dan
memberikan hadiah kepada sianak jika ia berhasil membaca dengan lancar. Dengan
demikian, secara tidak lansung batin seorang anak itu tertantang untuk lebih
aktif dan ingin tahu. Orang tua juga berperan penting dalam mengembangkan
pengetahuan si anak. Maka guru dan orang tua bekerja sama dalam membimbing dan
mengembangkan pengetahuan anak.
2. Masalah :
kebersihan tempat proses belajar dan mengajar.
Solusi
:
lingkungan sangat berpengaruh dalam pengembangan belajar siswa. Salah satunya
kebersihan tempat belajar siswa. Jika tempatnya kotor maka akan menimbulkan
banyak masalah, seperti bau yang menyengat, adanya nyamuk sehingga menimbulkan
penyaklit. Maka lingkungan yang bersih akan membantu siswa untuk semangat
belajar dan lebih aktif.
3. Masalah
: anak yang ngantuk dalam belajar
Penyebab
: udara, waktu belajar, materi yang monoton, dll
Solusi
:
sangat susah menghilangkan sifat ngantuk dalam proses pembelajaran.
Apalagi jika udara panas, sekolah diwaktu siang hari yang sepantasnya digunakan
untuk waktu istirahat, bahkan ditambah lagi guru yang menyampaikan materi
sangat serius dan monoton. Maka haruslah proses belajar dan mengajar di
laksanakan di pagi hari. Agar lebih efektif dan efisien. Lagian waktu pagi hari
otak manusia masih fresh dan masih sanagta siap untuk menangakap pembelajaran.
Tetapi, jika waktu sekolah tidak dapat di pindahkan maka ruanganlah yang harus
distabilkan yaitu tidak panas dan tidak membuat siswa gerah. Sedangakan guru tidak diwajibkan
begitu monoton dalam mengajar tetapi guru harus mampu dalam membuat teknik
pembelajaran dengan menggunakan game’s. agar siswa tidak bosan tetapi harus
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
4. Masalah :
anak yang malas belajar
Penyebab
:
* tidak lengkapnya sarana dan
prasarana yang dimiliki sianak
*ekonomi keluarga yang tidak
mendukung
* keadaan keluarga yang tidak
harmonis
Solusi
: banyak hal yang menyebabkan anak malas belajar.
Salah satunya jika sarana dan prasarana anak tidak terpenuhi. Jika ada seorang
siswa yang tidak memiliki alat pembelajaran sedangkan siswa yang lain punya.
Maka anak itu akan mudah untuk malas karena siswa itu tidak dapat memperhatikan
apa yang diajari oleh seorang guru. Sehingga ia akan memilih untuk bermain,
tidur dikelas, bahkan keluar masuk kelas pada proses belajar berlangsung, dari
pada mendengarkan seorang guru.
Maka guru harus membuat
proses belajar dengan cara diskusi sehingga memerlukan adnya kelompok. Dengan
demikian siswa akan lebih aktif dalam proses belajar yang seperti ini.
Sedangkan jika keadaan
keluarga yang tidak harmonis maka itu lebih ditekan kan pada guru BK yang harus
melakukan penyelidikan langsung kepada siswanya. Dan tak lepas pula kepada
semua guru untuk memberi motivasi dan perhatian khusu kepada siswa yang
mengalami masalah ini.
kk boleh tau postingan di atas referensinya diambil dari buku mana?
BalasHapus