BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hasil-hasil
penelitian tentang pembelajaran Matematika murni menunjukkan bahwa Analisa Real
merupakan mata kuliah yang sulit untuk diajarkan. Ada dua alsan mengapa
Mahasiswa mengalami kesulitan dalam belajar Matematika murni. Pertama karena
struktur dari konsep-konsep tidak dikenali dengan baik oleh Mahasiswa. Kedua
banyak Mahasiswa yang belum nyaman dengan bukti atau pembuktian dan metode
Aksiomatik. Pola pengajaran yang ada menurut Mahasiswa berpikir induktif dan
deduktif yang hanya dapat dilakukan melalui aktivitas, diskusi kelas, dan
latihan. Jika dianalisis lebih mendalam, bahwa hamper semua sikap positif yang
terkandung dalam istilah Matematika adalah sama halnya dengan keterampilan.
B.
Rumusan Masalah
·
Menjelaskan sifat kelengkapan pada R ?
·
Penggunaan sifat aksioma supremum ?
·
Menjelaskan sifat Archimedes ?
·
Eksistensi
Bilangan Real dan Densitas Bilangan Rasional di R ?
C. Tujuan
Tujuan
dalam membahas sifat kelengkapan pada R ini yaitu agar dapat menganalisis dan
memahami bagaimana dan apa saja yang termasuk sifat kelengkapan pada R ini.
Sehingga dapat menjawab soal-soal sesuai dengan teorema yang berlaku
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Sifat kelengkapan pada bilangan ℝeal
Pada bagian ini akan diberikan salah
satu sifat dari ℝ yang sering disebut dengan Sifat Lengkap (Completeness
Property). Tetapi sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu konsep
supremum dan infimum.
a) Supremum
dan Infimum
Berikut ini diperkenalkan konsep tentang
batas atas dan batas bawah dari suatu himpunan bilangan real.
Definisi 2.4.1. Diberikan
subset tak kosong S Ì ℝ .
a) Himpunan
S dikatakan terbatas ke atas (bounded above) jika terdapat
suatu bilangan uÎℝ sedemikian hingga s £ u untuk semua sÎS . Setiap bilangan u seperti
ini disebut dengan batas atas (upper bound) dari S.
b) Himpunan
S dikatakan terbatas ke bawah (bounded below) jika
terdapat suatu bilangan wÎℝ sedemikian
hingga w £ s
untuk
semua sÎS .
Setiap bilangan w seperti ini disebut dengan batas bawah (lower
bound) dari S.
c) Suatu
himpunan dikatakan terbatas (bounded) jika terbatas ke atas dan terbatas
ke bawah. Jika tidak, maka dikatakan tidak terbatas (unbounded).
Sebagai contoh, himpunan S := {xÎℝ: x < 2} ini
terbatas ke atas, sebab bilangan 2 dan sebarang bilangan lebih dari 2 merupakan
batas atas dari S. Himpunanini tidak mempunyai batas bawah, jadi
himpunan ini tidak terbatas ke bawah. Jadi, S merupakan himpunan yang
tidak terbatas.
Definisi 2.4.2. Diberikan
S subset tak kosong ℝ .
a. Jika
S terbatas ke atas, maka suatu bilangan u disebut supremum (batas
atas terkecil) dari S jika memenuhi kondisi berikut:
·
u merupakan
batas atas S, dan
·
jika v adalah sebarang batas atas
S, maka u £ v
.
Ditulis u = sup
S .
b. Jika
S terbatas ke bawah, maka suatu bilangan u disebut infimum (batas
bawah terbesar) dari S jika memenuhi kondisi berikut: w merupakan
batas bawah S, dan jika t adalah sebarang batas bawah S,
maka t £ w.
Ditulis w = inf
S
Mudah untuk dilihat bahwa jika diberikan
suatu himpunan S subset dari ℝ , maka hanya terdapat
satu supremum, atau supremumnya tunggal. Juga dapat ditunjukkan bahwa jika u
' adalah sebarang batas atas dari suatu himpunan tak kosong S, maka
sup S £ u '
, sebab sup S merupakan batas atas terkecil dari S. Suatu subset
tak kosong S Ì ℝ mempunyai
empat kemungkinan, yaitu
(i) mempunyai
supremum dan infimum,
(ii) hanya mempunyai
supremum,
(iii) hanya mempunyai
infimum,
(iv) tidak
mempunyai infimum dan supremum.
bilangan real aÎℝ
merupakan
batas atas dan sekaligus juga merupakan batas bawah himpunan kosong Æ. Jadi, himpunan Æ tidak
mempunyai supremum dan infimum.
2.4.3 Lemma Suatu bilangan u merupakan supremum dari subset tak kosong S Ì ℝ
jika dan hanya jika u memenuhi kondisi berikut:
(1) s £ u untuk semua sÎS ,
(2) jika v < u , maka terdapat s 'ÎS sedemikian hingga x < s '
.
Lemma 2.4.4. Diberikan
subset tak kosong S Ì ℝ ,
(a) u = sup S jika dan hanya jika untuk setiap e > 0 terdapat
s1 ÎS sedemikian hingga u-e < s1.
(b) w = inf S jika dan hanya jika untuk setiap e > 0 terdapat
s2 ÎS sedemikian hingga u - e < s2
Buskti.
(a) ÞDiketahui u = sup S dan diberikan e > 0 . Karena u - e < u , maka u - e bukan merupakan batas atas S. Oleh karena
itu, terdapat s1 ÎS
yang
lebih besar dari u - e , sehingga u1- e
< s1
.
Ü Diketahui u - e < s1 .
Jika u merupakan batas atas S, dan jika memenuhi v < u , maka diambil e := u
- v .
Maka jelas e > 0 , dan diperoleh bahwa
u = sup S
(c)
Jika suatu himpunan tak kosong S1 mempunyai elemen sebanyak
berhingga, maka dapat dilihat bahwa S1 mempunyai elemen
terbesar, namakan u, dan elemen terkecil, namakan w. Maka u = sup S1 dan
w = inf
S1 , dan keduanya merupakan elemen S1 .
(d)
Himpunan S2 :={ x
:
0 £ x £1} mempunyai batas atas 1. Akan dibuktikan bahwa 1
merupakan supremumnya. Jika v <1,
maka terdapat s 'ÎS2
sedemikian
hingga v < s
'
. Oleh karena itu, v bukan merupakan batas atas S2 dan karena v merupakan
sebarang v <1,
maka dapat disimpulkan bahwa sup S2 = 1. Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan
bahwa inf S2 = 0 .
Sifat Lengkap ℝ
Akan ditunjukkan bahwa subset tak kosong
ℝ yang
terbatas ke atas pasti mempunyai batas atas terkecil. Sifat seperti ini disebut
Sifat Lengkap ℝ
.
Sifat Lengkap juga sering disebut dengan Aksioma Supremum ℝ .
Jika subset tak kosong S Ì ℝ
terbatas ke atas, maka supremumnya ada, yaitu
terdapat uÎℝ sedemikian hingga u = sup
S .
Teorema 2.4.5 Jika subset tak kosong S Ì ℝ
terbatas ke bawah, maka infimumnya ada, yaitu
terdapat wÎℝ sedemikian hingga w = inf
S .
Bukti. Misalkan
himpunan T terbatas ke bawah, T Ì ℝ. Dibentuk
himpunan S = {-t
:
t ÎT} , maka S terbatas ke atas dan tidak kosong. Menurut
Aksioma Supremum, sup S ada, namakan u = sup S , maka -u
= inf T .
Penggunaan Sifat Aksioma Supremum
Pada subbab ini dibahas beberapa akibat dari aksioma
supremum.
Teorema 2.4.6.
a) Diberikan subset tak kosong S Ì ℝ
yang terbatas ke atas dan sebarang aÎℝ
. Didefinisikan himpunan a + S := {a + s :
sÎS} ,maka berlaku sup(a + S) = a + sup(S) .
Bukti. Jika
diberikan u := sup
S , maka x £ u
untuk
semua xÎS ,
sehingga a + x
£ a + u . Oleh karena itu, a
+ u merupakan
batas atas dari himpunan a + S
.
Akibatnya sup(a
+ S ) £ a + u
.
Selanjutnya, misalkan v adalah sebarang batas atas a + S , maka a + x £ v
untuk
semua xÎS .
Akibatnya x £ v - a
untuk
semua xÎS ,
sehingga v - a
merupakan
batas atas S. Oleh karena itu, u = sup
S £ v - a .
Karena v
adalah sebarang batas atas a + S
,
maka dengan mengganti v dengan u = sup
S , diperoleh a + u
£ sup(a
+ S ). Di lain pihak diketahui sup(a + S
) £ a + u .
Akibatnya terbukti bahwa sup(a + S
) = a + u = a
+ sup S .
b)
Diberikan
subset tak kosong S Ì ℝ yang terbatas dan sebarang bilangan real a > 0 .
Didefinisikan himpunan aS := {as : sÎS}, maka berlaku inf (aS ) = a inf (S )
Bukti. Tulis
u = inf aS dan v = inf S . Akan dibuktikan bahwa u = av . Karena u = inf aS , maka u £ as , untuk setiap sÎS . Karena v = inf S , maka v £ s untuk setiap sÎS . Akibatnya av £ as untuk setiap sÎS . Berarti av merupakan
batas bawah aS. Karena u batas bawah terbesar aS, maka av
£ u .
Karena u £ as
untuk
setiap sÎS
,
maka diperoleh
untuk
setiap sÎS
(sebab
a > 0 ). Karena v = inf S , maka
yang
berakibat u £ av
.
Di lain pihak diketahui av £ u
.
Akibatnya u = av
.
Jadi, terbukti bahwa inf (aS
) = a inf
(S ).
c.
Jika A dan B
subset tak kosong ℝ dan memenuhi a £ b untuk semua aÎ A dan bÎB , maka
sup A £ inf
B .
Bukti. Diambil
sebarang bÎB
,
maka a £ b untuk
semua aÎ A .
Artinya bahwa b merupakan batas atas A, sehingga sup A £ b . Selanjutnya, karena
berlaku untuk semua bÎB
,
maka sup A merupakan batas bawah B. Akibatnya diperoleh bahwa sup
A £ inf B,
Sifat Archimedes
Berikut ini diberikan salah satu sifat
yang mengaitkan hubungan antara bilangan real dan bilangan asli. Sifat ini
menyatakan bahwa apabila diberikan sebarang bilangan real x, maka selalu
dapat ditemukan suatu bilangan asli n yang lebih besar dari x.
2.4.7. Sifat Archimedes. Jika
xÎℝ, maka terdapat nÎℕ sedemikian
hingga x < n .
Bukti. Ambil
sebarang xÎℝ. Andaikan tidak ada nÎℕ
sedemikian
hingga x < n
,
maka n £ x ,
untuk setiap nÎℕ. Dengan kata lain, x merupakan
batas atas ℕ
.
Jadi, ℕ Ì ℝ
,
ℕ ¹ Æ , dan ℕ terbatas ke atas.
Menurut aksioma supremum, maka supℕ ada, tulis u = supℕ .
Karena u -1< u , maka terdapat mÎℕ
dengan
sifat u -1< m . Akibatnya u
< m+1 dengan m+1Îℕ.
Timbul kontradiksi dengan u = supℕ .
Berarti u batas atas ℕ , yaitu ada m+1Îℕ
sehingga
u < m+1 (u bukan batas atas ℕ ).
Jadi, pengandaian salah, yang benar
adalah ada nÎℕ sedemikian hingga x < n .
2.4.8
Akibat Jika
, maka inf S = 0
Bukti. Karena
S ¹ Æ terbatas ke bawah oleh
0, maka S mempunyau infimum, tulis w:= inf
S . Jelas bahwa w ³ 0
. Untuk sebarang e > 0
, menggunakan Sifat Archimedes, terdapat nÎℕ sedemikian
hingga
akibatnya
oleh karena itu diperoleh bahwa
Akan tetapi karena e > 0
sebarang, maka berdasarkan Teorema 1.1.10 berakibat bahwa w = 0. Terbukti bahwa inf S = 0 .
·
Akibat. Jika
t > 0 , maka terdapat nt
Îℕ sedemikian hingga
Bukti. Karena
inf
dan
t > 0 , maka t bukan
batas bawah himpunan
. Akibatnya terdapat nt
Îℕ sedemikian hingga
·
Akibat Jika
y > 0, maka terdapat ny
Îℕ sedemikian hingga ny-1< y < ny .
Bukti. Sifat
Archimedes menjamin bahwa subset Ey :=
dari ℕ tidak kosong. Menggunakan
Sifat Urutan, Ey mempunyai elemen yang paling kecil, yang dinotasikan
dengan ny . Oleh karena itu, ny -1 bukan elemen Ey
. Akibatnya diperoleh bahwa ny-1<y<ny .
Eksistensi Bilangan Real dan Densitas
Bilangan Rasional di ℝ
Salah satu penggunaan Sifat Supremum adalah dapat
digunakan untuk memberikan jaminan eksistensi bilangan-bilangan real. Berikut
ini akan ditunjukkan bahwa ada bilangan real positif x sedemikian hingga
= 2
.
Teorema 2.4.9. Ada bilangan real positif x sedemikian hingga
= 2
Bukti. Dibentuk
himpunan
Jelas bahwa S ¹ Æ sebab 0ÎS
dan
1ÎS .
S terbatas ke atas dengan salah satu batas atasnya adalah 2. Jika t ³ 2 , maka
³ 4
. Jadi, t = 2ÏS . Menggunakan Aksioma
Supremum, S Ì ℝ ,
S ¹ Æ, dan S terbatas
ke atas, maka S mempunyai supremum. Namakan x = sup S , dengan xÎℝ.
Akan dibuktikan bahwa
= 2
. Andaikan
¹ 2
, maka
< 2
atau
> 2
.
Kemungkinan I: Untuk
< 2
.
Karena
Karena 2-x2> 0 dan 2x +1
> 0 , maka
Menurut akibat Sifat Archimedes,
dapat ditemukan nÎℕ
sehingga
Akibatnya
Dan
Diperoleh bahwa
yang berarti bahwa x+
. Kontradiksi dengan x= sup S. oleh
karena itu tidak mungkin
Kemungkinan II:
> 2
.
Karena
> 2
, maka
2 > 0
. Perhatikan bahwa
Karena
-2 > 0 dan 2x > 0
, maka dipilih mÎℕ sedemikian hingga
Akibatnya
Diperoleh bahwa
x –
Bukan
elemen S. yaitu
kontradiksi dengan x = sup S. oleh karena itu
tdak mngkin
. Jadi, pengandaiannya
salah, yang benar adalah
= 2.
2.4.10 Teorema Densitas Jika x, yÎℝ
dengan x < y , maka ada bilangan rasional qÎℚ
sedemikian hingga x < q < y .
Bukti. Dengan
tidak mengurangi keumuman (without loss of generality), diambil x > 0 . Karena x < y
,
maka y > 0 dan y -x > 0
. Akibatnya
sehingga
dapat dipilih nÎℕ sedemikian hingga
Untuk
n di di atas, berlaku ny-nx
>1, yaitu nx +1< ny
.
Karena nx > 0
, maka dapat dipilih mÎℕ sehingga
m-1£ nx < m
Bilangan m di atas juga memenuhi m < ny , sebab dari m−1£ nx
diperoleh
m £ nx +1< ny
.
Jadi nx < m < ny
.
akibatnya untuk
mempunyai sifat lebih kecil
.jadi terdapat bilangan rasional
dengan sifat x
< q < y . Berikut ini
diberikan akibat dari Teorema Densitas, yaitu di antara dua bilangan real pasti
dapat ditemukan bilangan irrasional
2.4.11.corollary Jika x, yÎℝ
dengan x < y , maka ada bilangan irrasional r sedemikian
hingga x < r < y .
Bukti. Menggunakan
Teorema Densitas, ada bilangan real
dan
dengan
sifat ada bilangan rasional q dengan sifat
, akibatnya x
q
dan
merupakan blangan irasional
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat
Archimedes. Jika xℝ, maka terdapat nℕ sedemikian hingga x n
.
Bukti.
Ambil
sebarang xℝ.
Andaikan tidak ada nℕ sedemikian
hingga x n , maka n x , untuk setiap nℕ. Dengan kata lain, x
merupakan batas atas ℕ .
Jadi, ℕ ℝ , ℕ , dan ℕ terbatas ke atas.
Menurut aksioma supremum, maka supℕ ada, tulis u supℕ .
Karena
u 1u , maka terdapat mℕ dengan sifat u 1m . Akibatnya u m1
dengan m1ℕ.
Timbul kontradiksi dengan u supℕ . Berarti u batas atas ℕ , yaitu ada m1ℕ sehingga u m1
(u bukan batas atas ℕ ). Jadi, pengandaian salah, yang benar adalah
ada nℕ sedemikian
hingga x n .
Akibat
1.4.5. Jika
, maka inf S = 0
Bukti.
Karena
S terbatas ke bawah oleh 0, maka S mempunyau infimum, tulis w:inf
S . Jelas bahwa w 0 . Untuk sebarang 0 , menggunakan Sifat
Archimedes, terdapat nℕ sedemikian
hingga
akibatnya
oleh karena itu diperoleh bahwa
Akan
tetapi karena 0 sebarang, maka berdasarkan Teorema 1.1.10 berakibat bahwa w
0. Terbukti bahwa inf S 0 .
Akibat
1.4.6. Jika t 0 , maka terdapat
nt ℕ sedemikian
hingga
Bukti.
Karena
inf
dan
t 0 , maka t bukan batas bawah himpunan
. Akibatnya terdapat nt
ℕ sedemikian hingga
Akibat
1.4.7. Jika y 0, maka terdapat ny
ℕ sedemikian hingga ny-1<
y ny
.
Bukti.
Sifat
Archimedes menjamin bahwa subset Ey :=
dari ℕ tidak kosong. Menggunakan Sifat Urutan, Ey
mempunyai elemen yang paling kecil, yang dinotasikan dengan ny
. Oleh karena itu, ny -1 bukan elemen Ey .
Akibatnya diperoleh bahwa ny-1<y<ny
A.
Saran
Sehubungan
dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca
agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar
ditemukan pengertian dari hakekat belajar dan pembelajaran yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Panduan Analisa Real.
http://analisa
real,pdf adobe reader
Tidak ada komentar:
Posting Komentar