Sabtu, 13 Desember 2014

analisa real,semester 3,umsu



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hasil-hasil penelitian tentang pembelajaran Matematika murni menunjukkan bahwa Analisa Real merupakan mata kuliah yang sulit untuk diajarkan. Ada dua alsan mengapa Mahasiswa mengalami kesulitan dalam belajar Matematika murni. Pertama karena struktur dari konsep-konsep tidak dikenali dengan baik oleh Mahasiswa. Kedua banyak Mahasiswa yang belum nyaman dengan bukti atau pembuktian dan metode Aksiomatik. Pola pengajaran yang ada menurut Mahasiswa berpikir induktif dan deduktif yang hanya dapat dilakukan melalui aktivitas, diskusi kelas, dan latihan. Jika dianalisis lebih mendalam, bahwa hamper semua sikap positif yang terkandung dalam istilah Matematika adalah sama halnya dengan keterampilan.

B.     Rumusan Masalah
·         Menjelaskan sifat kelengkapan pada R ?
·         Penggunaan sifat aksioma supremum ?
·         Menjelaskan sifat Archimedes ?
·         Eksistensi Bilangan Real dan Densitas Bilangan Rasional di R ?

C.     Tujuan
Tujuan dalam membahas sifat kelengkapan pada R ini yaitu agar dapat menganalisis dan memahami bagaimana dan apa saja yang termasuk sifat kelengkapan pada R ini. Sehingga dapat menjawab soal-soal sesuai dengan teorema yang berlaku








BAB II 
PEMBAHASAN

2.4 Sifat kelengkapan pada bilangan ℝeal
Pada bagian ini akan diberikan salah satu sifat dari yang sering disebut dengan Sifat Lengkap (Completeness Property). Tetapi sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu konsep supremum dan infimum.
a)      Supremum dan Infimum
Berikut ini diperkenalkan konsep tentang batas atas dan batas bawah dari suatu himpunan bilangan real.
Definisi 2.4.1. Diberikan subset tak kosong S Ì .
a)      Himpunan S dikatakan terbatas ke atas (bounded above) jika terdapat suatu bilangan uÎsedemikian hingga s £ u untuk semua sÎS . Setiap bilangan u seperti ini disebut dengan batas atas (upper bound) dari S.
b)      Himpunan S dikatakan terbatas ke bawah (bounded below) jika terdapat suatu bilangan wÎsedemikian hingga w £ s untuk semua sÎS . Setiap bilangan w seperti ini disebut dengan batas bawah (lower bound) dari S.
c)      Suatu himpunan dikatakan terbatas (bounded) jika terbatas ke atas dan terbatas ke bawah. Jika tidak, maka dikatakan tidak terbatas (unbounded).

Sebagai contoh, himpunan S := {xÎ: x < 2} ini terbatas ke atas, sebab bilangan 2 dan sebarang bilangan lebih dari 2 merupakan batas atas dari S. Himpunanini tidak mempunyai batas bawah, jadi himpunan ini tidak terbatas ke bawah. Jadi, S merupakan himpunan yang tidak terbatas.
Definisi 2.4.2. Diberikan S subset tak kosong .
a.       Jika S terbatas ke atas, maka suatu bilangan u disebut supremum (batas atas terkecil) dari S jika memenuhi kondisi berikut:
·         u merupakan batas atas S, dan
·         jika v adalah sebarang batas atas S, maka u £ v . Ditulis u = sup S .
b.      Jika S terbatas ke bawah, maka suatu bilangan u disebut infimum (batas bawah terbesar) dari S jika memenuhi kondisi berikut: w merupakan batas bawah S, dan jika t adalah sebarang batas bawah S, maka t £ w. Ditulis w = inf S
Mudah untuk dilihat bahwa jika diberikan suatu himpunan S subset dari , maka hanya terdapat satu supremum, atau supremumnya tunggal. Juga dapat ditunjukkan bahwa jika u ' adalah sebarang batas atas dari suatu himpunan tak kosong S, maka sup S £ u ' , sebab sup S merupakan batas atas terkecil dari S. Suatu subset tak kosong S Ì mempunyai empat kemungkinan, yaitu
(i) mempunyai supremum dan infimum,
(ii) hanya mempunyai supremum,
(iii) hanya mempunyai infimum,
(iv) tidak mempunyai infimum dan supremum.
bilangan real aÎmerupakan batas atas dan sekaligus juga merupakan batas bawah himpunan kosong Æ. Jadi, himpunan Æ tidak mempunyai supremum dan infimum.
2.4.3 Lemma  Suatu bilangan u merupakan supremum dari subset tak kosong S Ì jika dan hanya jika u memenuhi kondisi berikut:
(1) s £ u untuk semua sÎS ,
(2) jika v < u , maka terdapat s 'ÎS sedemikian hingga x < s ' .
Lemma 2.4.4. Diberikan subset tak kosong S Ì ,
(a) u = sup S jika dan hanya jika untuk setiap e > 0 terdapat  s1 ÎS sedemikian hingga u-e < s1.
(b) w = inf S jika dan hanya jika untuk setiap e > 0 terdapat s2 ÎS sedemikian hingga u - e < s2
Buskti.
(a) ÞDiketahui u = sup S dan diberikan e > 0 . Karena u - e < u , maka u - e bukan merupakan batas atas S. Oleh karena itu, terdapat s1 ÎS yang lebih besar dari u - e , sehingga  u1- e < s1 .
Ü Diketahui u - e < s1 . Jika u merupakan batas atas S, dan jika memenuhi v < u , maka diambil e := u - v . Maka jelas e > 0 , dan diperoleh bahwa u = sup S
(c) Jika suatu himpunan tak kosong S1 mempunyai elemen sebanyak berhingga, maka dapat dilihat bahwa S1 mempunyai elemen terbesar, namakan u, dan elemen terkecil, namakan w. Maka u = sup S1 dan  w = inf S1 , dan keduanya merupakan elemen S1 .
(d) Himpunan S2 :={ x : 0 £ x £1} mempunyai batas atas 1. Akan dibuktikan bahwa 1 merupakan supremumnya. Jika v <1, maka terdapat s 'ÎS2 sedemikian hingga v < s ' . Oleh karena itu, v bukan merupakan batas atas  S2 dan karena v merupakan sebarang v <1, maka dapat disimpulkan bahwa sup S2 = 1. Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa  inf S2 = 0 .
Sifat Lengkap
Akan ditunjukkan bahwa subset tak kosong yang terbatas ke atas pasti mempunyai batas atas terkecil. Sifat seperti ini disebut Sifat Lengkap . Sifat Lengkap juga sering disebut dengan Aksioma Supremum .
Jika subset tak kosong S Ì terbatas ke atas, maka supremumnya ada, yaitu terdapat uÎsedemikian hingga u = sup S .
Teorema 2.4.5 Jika subset tak kosong S Ì terbatas ke bawah, maka infimumnya ada, yaitu terdapat wÎsedemikian hingga w = inf S .
Bukti. Misalkan himpunan T terbatas ke bawah, T Ì . Dibentuk himpunan S = {-t : t ÎT} , maka S terbatas ke atas dan tidak kosong. Menurut Aksioma Supremum, sup S ada, namakan u = sup S , maka -u = inf T .

Penggunaan Sifat Aksioma Supremum
Pada subbab ini dibahas beberapa akibat dari aksioma supremum.
Teorema 2.4.6.
a)      Diberikan subset tak kosong S Ì yang terbatas ke atas dan sebarang aÎ. Didefinisikan himpunan a + S := {a + s : sÎS} ,maka berlaku sup(a + S) = a + sup(S) .
Bukti. Jika diberikan u := sup S , maka x £ u untuk semua xÎS , sehingga a + x £ a + u . Oleh karena itu, a + u merupakan batas atas dari himpunan a + S .
Akibatnya sup(a + S ) £ a + u . Selanjutnya, misalkan v adalah sebarang batas atas a + S , maka a + x £ v untuk semua xÎS . Akibatnya x  £ v - a untuk semua xÎS , sehingga v - a merupakan batas atas S. Oleh karena itu, u = sup S £ v - a .
 Karena v adalah sebarang batas atas a + S , maka dengan mengganti v dengan u = sup S , diperoleh a + u £ sup(a + S ). Di lain pihak diketahui sup(a + S ) £ a + u .
Akibatnya terbukti bahwa sup(a + S ) = a + u = a + sup S .
b)      Diberikan subset tak kosong S Ì yang terbatas dan sebarang bilangan real a > 0 . Didefinisikan himpunan aS := {as : sÎS}, maka berlaku inf (aS ) = a inf (S )
Bukti. Tulis u = inf aS dan v = inf S . Akan dibuktikan bahwa u = av . Karena u = inf aS , maka u £ as , untuk setiap sÎS . Karena v = inf S , maka v £ s untuk setiap sÎS . Akibatnya av £ as untuk setiap sÎS . Berarti av merupakan batas bawah aS. Karena u batas bawah terbesar aS, maka av £ u .
Karena u £ as untuk setiap sÎS , maka diperoleh  untuk setiap sÎS (sebab a > 0 ). Karena v = inf S , maka  yang berakibat u £ av . Di lain pihak diketahui av £ u . Akibatnya u = av . Jadi, terbukti bahwa inf (aS ) = a inf (S ).

c.       Jika A dan B subset tak kosong dan memenuhi a £ b untuk semua aÎ A dan bÎB , maka
sup A £ inf B .
Bukti. Diambil sebarang bÎB , maka a £ b untuk semua aÎ A . Artinya bahwa b merupakan batas atas A, sehingga sup A £ b . Selanjutnya, karena berlaku untuk semua bÎB , maka sup A merupakan batas bawah B. Akibatnya diperoleh bahwa sup A £ inf B,

Sifat Archimedes
Berikut ini diberikan salah satu sifat yang mengaitkan hubungan antara bilangan real dan bilangan asli. Sifat ini menyatakan bahwa apabila diberikan sebarang bilangan real x, maka selalu dapat ditemukan suatu bilangan asli n yang lebih besar dari x.




2.4.7. Sifat Archimedes. Jika xÎ, maka terdapat nÎsedemikian hingga x < n .
Bukti. Ambil sebarang xÎ. Andaikan tidak ada nÎsedemikian hingga x < n , maka n £ x , untuk setiap nÎ. Dengan kata lain, x merupakan batas atas . Jadi, Ì , ¹ Æ , dan terbatas ke atas. Menurut aksioma supremum, maka supada, tulis u = sup.
Karena u -1< u , maka terdapat mÎdengan sifat u -1< m . Akibatnya u < m+1 dengan m+1Î. Timbul kontradiksi dengan u = sup. Berarti u batas atas , yaitu ada m+1Îsehingga u < m+1 (u bukan batas atas ).  Jadi, pengandaian salah, yang benar adalah ada nÎsedemikian hingga x < n .
2.4.8        Akibat Jika , maka inf S = 0
Bukti. Karena S ¹ Æ terbatas ke bawah oleh 0, maka S mempunyau infimum, tulis w:= inf S . Jelas bahwa w ³ 0 . Untuk sebarang e > 0 , menggunakan Sifat Archimedes, terdapat nÎsedemikian hingga  akibatnya oleh karena itu diperoleh bahwa
Akan tetapi karena e > 0 sebarang, maka berdasarkan Teorema 1.1.10 berakibat bahwa w = 0. Terbukti bahwa inf S = 0 .

·         Akibat. Jika t > 0 , maka terdapat nt Îsedemikian hingga
Bukti. Karena inf  dan t > 0 , maka t bukan batas bawah himpunan . Akibatnya terdapat nt Îsedemikian hingga

·         Akibat Jika y > 0, maka terdapat ny Îsedemikian hingga ny-1< y < ny .
Bukti. Sifat Archimedes menjamin bahwa subset Ey := dari tidak kosong. Menggunakan Sifat Urutan, Ey mempunyai elemen yang paling kecil, yang dinotasikan dengan ny . Oleh karena itu, ny -1 bukan elemen Ey . Akibatnya diperoleh bahwa ny-1<y<ny .

Eksistensi Bilangan Real dan Densitas Bilangan Rasional di
Salah satu penggunaan Sifat Supremum adalah dapat digunakan untuk memberikan jaminan eksistensi bilangan-bilangan real. Berikut ini akan ditunjukkan bahwa ada bilangan real positif x sedemikian hingga = 2 .

Teorema 2.4.9. Ada bilangan real positif x sedemikian hingga = 2
Bukti. Dibentuk himpunan  Jelas bahwa S ¹ Æ sebab 0ÎS dan 1ÎS . S terbatas ke atas dengan salah satu batas atasnya adalah 2. Jika t ³ 2 , maka ³ 4 . Jadi, t = 2ÏS . Menggunakan Aksioma Supremum, S Ì , S ¹ Æ, dan S terbatas ke atas, maka S mempunyai supremum. Namakan x = sup S , dengan xÎ. Akan dibuktikan bahwa   = 2 . Andaikan ¹ 2 , maka < 2 atau > 2 .

Kemungkinan I: Untuk < 2 .
Karena

Karena 2-x2> 0 dan 2x +1 > 0 , maka Menurut akibat Sifat Archimedes,
dapat ditemukan nÎsehingga
Akibatnya
Dan

Diperoleh bahwa  yang berarti bahwa x+   . Kontradiksi dengan x= sup S. oleh karena itu tidak mungkin

Kemungkinan II: > 2 .
Karena > 2 , maka 2 > 0 . Perhatikan bahwa


Karena -2 > 0 dan 2x > 0 , maka dipilih mÎsedemikian hingga
Akibatnya

Diperoleh bahwa x –   Bukan elemen S. yaitu  kontradiksi dengan x = sup S. oleh karena itu tdak mngkin . Jadi, pengandaiannya salah, yang benar adalah = 2.

2.4.10 Teorema Densitas  Jika x, yÎdengan x < y , maka ada bilangan rasional qÎsedemikian hingga x < q < y .
Bukti. Dengan tidak mengurangi keumuman (without loss of generality), diambil x > 0 . Karena x < y , maka y > 0 dan y -x > 0 . Akibatnya  sehingga dapat dipilih nÎsedemikian hingga

 Untuk n di di atas, berlaku ny-nx >1, yaitu nx +1< ny . Karena nx > 0 , maka dapat dipilih mÎsehingga
m-1£ nx < m
Bilangan m di atas juga memenuhi m < ny , sebab dari m1£ nx diperoleh m £ nx +1< ny . Jadi  nx < m < ny .
akibatnya untuk  mempunyai sifat lebih kecil .jadi terdapat bilangan rasional dengan sifat x < q < y . Berikut ini diberikan akibat dari Teorema Densitas, yaitu di antara dua bilangan real pasti dapat ditemukan bilangan irrasional

2.4.11.corollary  Jika x, yÎdengan x < y , maka ada bilangan irrasional r sedemikian hingga x < r < y .
Bukti. Menggunakan Teorema Densitas, ada bilangan real   dan  dengan sifat ada bilangan rasional q dengan sifat   , akibatnya x q  dan  merupakan blangan irasional























BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Sifat Archimedes. Jika x, maka terdapat nsedemikian hingga x n .
Bukti. Ambil sebarang x. Andaikan tidak ada nsedemikian hingga x n , maka n x , untuk setiap n. Dengan kata lain, x merupakan batas atas . Jadi, , , dan terbatas ke atas. Menurut aksioma supremum, maka supada, tulis u sup.
Karena u 1u , maka terdapat mdengan sifat u 1m . Akibatnya u m1 dengan m1. Timbul kontradiksi dengan u sup. Berarti u batas atas , yaitu ada m1sehingga u m1 (u bukan batas atas ).  Jadi, pengandaian salah, yang benar adalah ada nsedemikian hingga x n .
Akibat 1.4.5. Jika , maka inf S = 0
Bukti. Karena S terbatas ke bawah oleh 0, maka S mempunyau infimum, tulis w:inf S . Jelas bahwa w 0 . Untuk sebarang 0 , menggunakan Sifat Archimedes, terdapat nsedemikian hingga  akibatnya oleh karena itu diperoleh bahwa
Akan tetapi karena 0 sebarang, maka berdasarkan Teorema 1.1.10 berakibat bahwa w 0. Terbukti bahwa inf S 0 .

Akibat 1.4.6. Jika t 0 , maka terdapat nt sedemikian hingga
Bukti. Karena inf  dan t 0 , maka t bukan batas bawah himpunan . Akibatnya terdapat nt sedemikian hingga

Akibat 1.4.7. Jika y 0, maka terdapat ny sedemikian hingga ny-1< y ny .
Bukti. Sifat Archimedes menjamin bahwa subset Ey := dari tidak kosong. Menggunakan Sifat Urutan, Ey mempunyai elemen yang paling kecil, yang dinotasikan dengan ny . Oleh karena itu, ny -1 bukan elemen Ey . Akibatnya diperoleh bahwa ny-1<y<ny

A.    Saran
Sehubungan dengan hasil penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada para pembaca agar diadakan pengkajian lanjutan yang berjudul sama dengan makalah ini, agar ditemukan pengertian dari hakekat belajar dan pembelajaran yang lebih baik.



























DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Analisa Real.
http://analisa real,pdf adobe reader

Tidak ada komentar:

Posting Komentar