Kamis, 18 Desember 2014

Resep Ice Cream by my mom

 
Bahan :
– 4 kaleng susu putih
– 2 kaleng susu kental manis putih
– 2 sendok makan tepung maizena
– 2 sendok makan gula pasir
– 2 butir putih telur
– 1 sendok teh vanili
Cara Membuat :
    • Pertama-tama campur dan aduk semua bahan susu dan air sambil dipanaskan diatas api kecil.
    • Kemudian cairkan tepung maizena dan campurkan dengan adonan diatas.
    • Setelah itu sambil tetap mengaduk, angkat adonan dari atas api, campurkan dengan gula, putih telur dan vanili, lalu aduk terus sampai adonan berwarna putih.
    • Rebus adonan sambil terus diaduk-aduk hingga mendidih.
    • Angkat adonan dari atas api sambil terus diaduk hingga dingin agar adonan tidak menggumpal. Setelah dingin kemudian masukkan ke dalam freezer.
    • Jika sudah dingin dan beku, anda dapat menambahkan bahan pelengkap lainnya seperi strawberry, choco chips dan sebagainya untuk mempercantik es krim buatan anda.
Selanjutnya es krim sederhana siap untuk dihidangkan.

kasus dan solusi yang dijumpai pada siswa


contoh-contoh masalah belajar internal dan eksternal pada pelajar ?
A.    Faktor internal adalah masalah yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti :
·         Kesehatan
·         Faktor kemampuan intelektual
·         Rasa aman
·         Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri.
·         Motivasi
·         Kematangan untuk belajar
·         Usia
·         Jenis kelamin
·         Latar belakang masalah
·         Kebiasaan belajar
·         Kemampuan mengingat, dan
·         Kemampuan pengindraan : melihat,mendengar,atau merasakan
Contoh masalah belajar internal pada pelajar yaitu :
1.      Masalah   :  kemampuan indra untuk menangkap rangsangan.
Penyebab : seorang siswa yang awalnya mempunyai prestasi yang bagus dan merupakan juara kelas, tetapi akhir-akhir ini prestasinya sangat menurun. Peringkat yang awalnya rangking 5 drastis turun menjadi 20 besar di kelas. Hal ini membuat siswa tersebut menjadi drop dan malas belajar. Serta tertekan batin dan membuat rasa percaya dirinya menurun.  Hasil ulangannya selalu buruk jika soal-soal  ulangan ditulis di papan tulis. Namun ketika ujian sumatif, hasil ualangan siswa ini tidak begitu buruk. Ia mampu menjawab soalnya. Karena soal-soal ulangan dicetak dan dibagikan langsung dengan siswa-siswa.  Lalu seorang guru menyimpulkan masalah yang dihadapi siswa tersebut dari kasus yang dialaminya, yaitu kemampuan indra untuk menangkap rangsangan. Siswa tersebut tampaknya mengalami kesulitan dengan penglihatan. Hal ini terbukti dari perbedaan nilai yang didapati siswa tersebut yaitu soal yang ditulis dipapan tulis dengan soal ujian yang dibagikan k semua siswa. Dengan pemahaman diatas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar internal dapat bersifat biologis dan psikologis. Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya.
Sementara hal yang bersifat psikologis  adalah masalah yang bersifat perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan psikis.
Solusi :  seorang guru patut memberitahukan permasalahan siswa terhadap orang tua. Agar orang tua dapat membantu siswa tersebut, contohnya dapat memeriksakan kesehatan mata siswa ke rumah sakit, atau dapat membuat vitamin / obat alami yang dapat menyembuhi mata dan dapat memenuhi nutrisi / vitamin siswa.
Sedangkan peran guru yaitu tidak membiarkan siswa itu duduk dibelakang maka siswa itu diharuskan duduk didepan atau duduk tidak jauh dari papan tulis. Agar ia dapat mengikuti proses belajar dan mengajar seperti siswa-siswa yang lain. Jika dalam proses pelaksanaan ujian guru dapat memberikan soal secara langsung kepada masing-masing siswa. Agar ujian lebih efektif. Dan tidak lupa seorang guru memberi motivasi lebih terhadap siswa itu tentang peringkat yang didapatnya. Guna untuk membangkitkan semangatnya dan agar tidak timbul sifat malas dalam dirinya serta memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa itu.

2.      Masalah : siswa yang mengalami gangguan dengan ingatannya atau siswa yang sering lupa dengan materi-materi pelajaran.
Penyebab : malas, terlampau banyak bermain, dan kurangnya perhatian.
Solusi : seorang guru harus dapat membuat kontrak belajar kepada siswa. Agar adanya persetujuan kedua belah pihak. Maka akan lebih sulit untuk siswa melanggarnya. Misalnya, mengadakan kuis setiap awal pembelajaran dan akhir pembelajaran. Kontrak ini berguna untuk membuat siswa lebih aktif belajar dan bersemangat dalam memperoleh nilai. Jadi ketika materi pembelajaran sudah habis dan keesokan paginya harus diadakan kuis untuk mengetahui seberapa paham siswa tersebut dalam materi ini dan seberapa berhasilnya guru tersebut dalam mengajar siswa. Sedangkan jika siswa yang tidak mampu menjawab kuis itu akan di berikan sanksi.
Dengan demikian, siswa akan terus menerus belajar. Sehingga dapat melatih daya ingatan dan pikiran siswa. Bahkan siswa akan terbiasa untuk belajar dan melakukan kegiatan itu.dan efeknya akan terlihat pada ujian nantik. Karna siswa hanya mengulang sedikit saja.


B.     Faktor  eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor – factor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Factor yang datang dari luar diri siswa yaitu :
·         Kebersihan rumah
·         Udara yang panas
·         Ruang belajar yang tidak memadai
·         Alat – alat pelajaran yang tidak memadai
·         Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah, dan
·         Kualitas proses belajar mengajar.
Contoh masalah belajar eksternal pada pelajar, yaitu :
1.      Masalah : siswa yang mempunyai rasa takut
Penyebab : seorang siswa kelas III SD belum dapat membaca dengan lancar. Setiap pelajaran membaca, ia menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh teman –temannya. Akibatnya siswa itu selalu ketinggalan dari temannya. Sementara dirumah, siswa itu selalu dimarahi karena didalam membaca ia dikalahkan oleh adiknya yang berusia dibawahnya satu tahun. Pada kasus ini lebih menekankan pada pengaruh lingkungan. Ketinggalan siswa ini disebabkan karena “rasa takut” dan tertekan yang ditimbulkan oleh sikap lingkungan yang tidak mendorong siswa untuk belajar.
Solusi : anak yang masih dalam proses belajar masih memiliki emosional yang labil. Ia masih membutuhkan dorongan dari banyak pihak. Maka seorang pendidik seharusnya lebih memberi motivasi kepada sianak untuk terus menerus belajar. Dapat memberikan kelas khusus kepada siswa itu. Agar ia lebih pandai dalam membaca, dan ia akan lebih leluasa membuka mulut dan lebih bebas dalam bertanya kepada gurunya. Jadi, ketika siswa tersebut sudah pandai dan lancar dalam membaca. Maka suruhlah dia untuk membaca didalam kelas. Guna untuk membangkitkan semangat dan percaya dirinya kembali didepan teman- temannya karena jika tidak demikian maka siswa akan terus – menerus tejebak dalam rasa takut sehingga ia akan lebih tertinggal dari teman- temannya yang lain.
Sedangkan tugas seorang ibu/ ayah dan keluarga bukanlah memarahinya, karna itu akan membuat ia lebih tersuduti. Sifat, daya tangkap, dan daya pikir d dalam keluarga berbeda beda. IQ semua anak didalam keluarga juga berbeda- beda. Maka ayah / ibu haruslah membantu anak dalam meningkatkan kemauannya untuk belajar.
Misalnya, memberikan motivasi dan memberikan hadiah kepada sianak jika ia berhasil membaca dengan lancar. Dengan demikian, secara tidak lansung batin seorang anak itu tertantang untuk lebih aktif dan ingin tahu. Orang tua juga berperan penting dalam mengembangkan pengetahuan si anak. Maka guru dan orang tua bekerja sama dalam membimbing dan mengembangkan pengetahuan anak.
2.      Masalah : kebersihan tempat proses belajar dan mengajar.
Solusi : lingkungan sangat berpengaruh dalam pengembangan belajar siswa. Salah satunya kebersihan tempat belajar siswa. Jika tempatnya kotor maka akan menimbulkan banyak masalah, seperti bau yang menyengat, adanya nyamuk sehingga menimbulkan penyaklit. Maka lingkungan yang bersih akan membantu siswa untuk semangat belajar dan lebih aktif.
3.      Masalah : anak yang ngantuk dalam belajar
Penyebab : udara, waktu belajar, materi yang monoton, dll
Solusi : sangat susah menghilangkan sifat ngantuk dalam proses pembelajaran. Apalagi jika udara panas, sekolah diwaktu siang hari yang sepantasnya digunakan untuk waktu istirahat, bahkan ditambah lagi guru yang menyampaikan materi sangat serius dan monoton. Maka haruslah proses belajar dan mengajar di laksanakan di pagi hari. Agar lebih efektif dan efisien. Lagian waktu pagi hari otak manusia masih fresh dan masih sanagta siap untuk menangakap pembelajaran. Tetapi, jika waktu sekolah tidak dapat di pindahkan maka ruanganlah yang harus distabilkan yaitu tidak panas dan tidak membuat siswa  gerah. Sedangakan guru tidak diwajibkan begitu monoton dalam mengajar tetapi guru harus mampu dalam membuat teknik pembelajaran dengan menggunakan game’s. agar siswa tidak bosan tetapi harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
4.      Masalah : anak yang malas belajar
Penyebab :     * tidak lengkapnya sarana dan prasarana yang dimiliki sianak
           *ekonomi keluarga yang tidak mendukung
           * keadaan keluarga yang tidak harmonis
Solusi : banyak hal yang menyebabkan anak malas belajar. Salah satunya jika sarana dan prasarana anak tidak terpenuhi. Jika ada seorang siswa yang tidak memiliki alat pembelajaran sedangkan siswa yang lain punya. Maka anak itu akan mudah untuk malas karena siswa itu tidak dapat memperhatikan apa yang diajari oleh seorang guru. Sehingga ia akan memilih untuk bermain, tidur dikelas, bahkan keluar masuk kelas pada proses belajar berlangsung, dari pada mendengarkan seorang guru.
Maka guru harus membuat proses belajar dengan cara diskusi sehingga memerlukan adnya kelompok. Dengan demikian siswa akan lebih aktif dalam proses belajar yang seperti ini.
Sedangkan jika keadaan keluarga yang tidak harmonis maka itu lebih ditekan kan pada guru BK yang harus melakukan penyelidikan langsung kepada siswanya. Dan tak lepas pula kepada semua guru untuk memberi motivasi dan perhatian khusu kepada siswa yang mengalami masalah ini.

faktor eksternal dan internal


A.    Pengertian faktor eksternal belajar
Faktor Eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu. Sehingga bila kita hubungkan dengan pengaruh belajar siswa, faktor ekternal ialah faktor yang datang/bersumber dari luar diri siswa yang mempengaruhi proses belajar seorang siswa.
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsic siswa. Disamping itu proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat,bila didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapt meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru disekolah merupakan faktor eksternal belajar.

B.     Faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
1.      Faktor keluarga
Lingkungankeluarga ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Faktor eksternal pertama yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa adalah faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :
a.       Cara orang tua mendidik :Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Pendidikan keluarga adalah pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan pendidikan bangsa, negara dan dunia. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya.
b.      Relasi antar anggota keluarga :Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Relasi ini erat kaitannya dengan cara orang tua mendidik. Baik atau tidaknya relasi antar anggota dapat dilihat dari cara orang tua mendidik.
c.       Suasana rumah :Suasana rumah adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok akan menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya menjadi kacau. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Di dalam rumah yang tentram anak akan dapat belajar dengan baik
d.      Keadaan ekonomi keluarga :Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokok seperti makan dan pakaian juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, buku, pensil dan lain-lainnya. Fasilitas belajar ini hanya dapat dipenuhi jika keluarga memiliki cukup uang.
e.       Pengertian orang tua :Anak yang belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar hendaknya tidak diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Terkadang anak juga mengalami lemah semangat sehingga orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan.
f.       Latar belakang kebudayaan :Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak agar anak semangat dalam belajar.

2.      Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajarmeliputi :
a.       Guru sebagai Pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangssanya. Sebagai pendidik ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa.Guru yang mengajar siswa addalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi guru bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. 
Metode mengajar adalah cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam megajar, cara-cara mengajar dan serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.
Guru harus berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajardan menungkatkan motivasi belajar siswa.

b.      Prasarana dan sarana pembelajaran.
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboraturium sekolah,dan berbagai media pengajaran yang lain.lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Peranan guru dalam memanfaatkan prasarana dan sarana pembelajaran yaitu :
·         Memelihara,mengatur, prasarana untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan
·         Memelihara dan mengatur sasaran pemnbelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar
·         Mengorganisasikan beljar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat guna
Adapun peranan siswa dalam memanfaatkan prasarana dan sarana, yaitu:
·         Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik
·         Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana secara tepat guna, dan
·         Menghormati sekolah sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima dan menguasai pelajaran maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Keadan gedung, dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung yang memadai dalam setiap kelas. Dengan kondisi gedung yang baik akan membuat siswa belajar dengan enak dan nyaman.

c.       Kebijakan penilaian
Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau untuk kerjaq siswa. Dan terjadilah penilaian. Dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga,bermutu, atau bernilai datng dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Dari segi proses belajar, keputusan tentang hassil belajarberpengaruh pada tindak siswa dan tindak guru. Jika digolonkan lulus, maka dapat dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar guru “berhenti” sementara. Jika digolongkan tidak lulus terjadilah proses belajar ulang bagi siswa, dan mengajar ulang bagi guru. Keputusan hasil belajar merupakan puncak harapan siswa.Secara kejiwaan, siswa terpengaruh atau tercekam tentang hasil belajarnya.Oleh karena itu, sekolah dan guru diminta berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa.

d.      Lingkungan social siswa disekolah
Organisasi yang ada disekolah adalah salah satu lingkungan sekolah. Sehingga tiap siswa dalam keadaan sosial memiliki kedudukan,perranan, dan tanggung jawab sisal tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan,seperti hubungan akrab, kerja sama, kerja berkoperasi, berkompetisi, berkonkurensi, bersaing, konflik, atau perkelahian. Adapun pengaruh lingkungan sosial yaitu;
·         Pengaruh kejiwaan yang bersifat menerima atau menolak siswa, yang akan berakibat memperkuat atau memperlemah konsentrasi belajar,
·         Lingkungan social mewujud dalam suasana akrab, gembira, rukun dan damai, sebaliknya mewujud dalam suasana perselisihan berpengaruh pada semangat dan proses belajar. Suasana kejiawaan dalam lingkungan social siswa dapat mengahambat prosees belajar:
·         Lingkungan social siswa disekolah atau juga dikelas dapat berpengaruh pada semangat belajar kelas. Sikap positif dan negative terhadap guru akan berpengaruh pada kewibawaan guru. Akibatnya, bila guru menegakkan kewibawaan maka ia akan dapat mengelola proses belajar dengan baik. Sebaliknya, bila guru tak berwibawa maka ia akan mengalami kesulitan dalam mengelola proses belajar.

e.       Kurikulum sekolah
Kurikulum yang diberlakuakan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan,isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa.hal itu berarti bahwa program pembeljaran di sekolah sesuai dengan sistem pendidikan nasional.Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut.Jelaslah bahwa bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Adapun masalahnya yaitu :
·         Tujuan yang akan dicapai mungkin beubah. Bila tujuan beubah, berarti poko bahasan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi akan berubah. Sekurang-kurangnya kegiatan belajar mengajar dan evaluasi akan beubah.sekurang-kurangnya kegiatan belajar-mengajar perlu diubah.
·         Isi pendidikan berubah akibatnya : buku-buku pelajaran, buku bacaan dan sumber yang lain akan beubah. Hal ini akan menimbulkan perubahan anggaran pendidikan disemua tingkat
·         Kegiatan belajar mengajar berubah: akibatnya guru harus mempelajari strategi,metode,teknik, dan pendekatan mengajar yang baru.bila pendekatan berubah, maka kebiasaan belajar siswa juga akan mengalami perubahan.
·         Evaluasi berubah: akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. Bila evaluasi beubah, maka siswa akan mempelajari mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan ukuran lulusan yang baru.
·         Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan masalah bagi guru dan siswa, tetapi juga petugas pendidikan dan orang tua siswa.

f.       Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.Oleh karena itu perlu diciptakan suasana yang menunjang timbulnya relasi yang baik antar siswa, agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa.
g.      Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar, kedisiplinan pegawai serta kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya.Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula.Selain itu juga memberikan pengaruh positif terhadap belajarnya.
h.      Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Waktu belajar pagi hari adalah waktu yang baik karena pikiran masih segar dan jasmani dalam kondisi baik. Sedangkan waktu sore hari kurang baik karena sore hari adalah waktu dimana siswa beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah.akibatnya siswa menerima pelajaran sambil mengantuk. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa.
i.        Standar pelajaran di atas ukuran
Perkembangan psikis dan kepribadian siswa berbeda-beda sehingga membuat penguasaan siswa terhadap materi juga berbeda pula. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai.
j.        Metode belajar :Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Oleh karena itu guru perlu memberikan bimbingan dan pembinaan agar siswa dapat mengatur waktu dengan baik dan memilih cara belajar yang tepat. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
k.      Tugas rumah :Waktu belajar bagi siswa selain disekolah juga di rumah. Tetapi guru hendaknya tidak memberikan tugas rumah terlalu banyak karena ada kegiatan lain selain belajar yang juga harus dikerjakan anak-anak
l.         
3.      Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa.Pengaruh itu terjadi karena siswa berada dalam masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswayaitu :

a.       Kegiatan siswa dalam masyarakat.
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa mengambil bagian terlalu banyak akan mengganggu belajarnya. Oleh karena itu kegiatan siswa dalam masyarakat perlu dibatasi agar tidak mengganggu belajarnya.

b.      Media Masa.
Yang termasuk media masa antara lain bioskop, radio, TV dan surat kabar. Mass media bisa memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa dan belajarnya .Tetapi mass media juga bisa memberikan pengaruh yang buruk terhadap siswa.Oleh sebab itu siswa perlu mendapat bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari orang tua dan pendidik baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

c.       Teman bergaul.
Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk kedalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa. Begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat jelek pula.Agar siswa dapat belajar dengan baik maka perlu diusahakan agar mereka memiliki teman bergaul yang baik.Selain itu juga diperlukan pembinaan dan pengawasan dari orang tua dan pendidik.

d.      Bentuk kehidupan masyarakat.
Lingkungan di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi dan orang-orang yang memiliki kebiasaan tidak baik akan berpengaruh buruk terhadap siswa yang ada disitu. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang terpelajar yang baik maka hal tersebut akan mendorong siswa untuk berbuat baik. Dengan demikian perlu diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga siswa dapat belajar dengan sebaik-baiknya.